Sabtu, 21 September 2013

Perempuan Penyusun Bola Billiard Yang Tidak Kukenal

Dimulai saat lelaki untuk main billiard
Perempuan itu datang
memegang segitiga penyusun bola billiard
Dia mulai menyusun bolanya dengan rapi
mungkin itu ialah pekerjaannya
Lelaki begitu banyak bermain di tempat billiard
; sementara aku hanya duduk manis di bangku sembari menulis puisi ini, dan menerbangkan pikiran ke mana kusuka -- Atau barangkali, ke taman mimpiku

Perempuan yang berciri rambut diikat di bagian atasnya
sedikit menarik mataku untuk memandanginya dengan hening
Tiba-tiba aku berpikir, Perempuan secantik dia mau menyusun bola billiard? 
Sementara dia tidak tahu di tempat billiard banyak lelaki -- yang siap kapan saja menggila kelakuannya. Aku menggeleng pelan, dia sudah selesai menyusun bola billiard untuk yang kesekian kalinya
 -- Lalu dia menjauh, mencari tempat duduk untuk melepas lelahnya barangkali

Perempuan ini tidak hentinya membuatku memandanginya
barangkali dia menengokku yang memandanginya juga
Rasanya tempat ini membuatku pengap akan pendengaran, alunan musik yang tidak asing lagi bagi anak-anak yang menyukai dugem sendiri atau dengan teman-temannya; sementara aku tidak suka mendengarnya

Sembari menggeleng pelan, inikah musik teman-teman sepadan denganku? -- Jawabnya selalu kutemui, bisa iya, bisa juga tidak. Tentu, untuk sebagiannya saja. Kembali lagi pada Perempuan penyusun bola billiard, rambutmu laksana puncak kecantikkanmu menarik mataku, setelah wajahmu yang barangkali berhias bedak padat atau barangkali tidak sama sekali

Maka
puisi ini; dialah kau Perempuan penyusun bola billiard yang membuatnya ada
-- Aku menulisnya dengan menaruhkan tentangmu; padahal aku tidak mengenalmu, hanya memandangimu

Oh Perempuan penyusun bola billiard
aku tidak jatuh cinta padamu
Hanya saja menuliskan puisi ini; seindah-indahnya, seperti kau membuat mata-mata lelaki begitu indah dengan segala apa yang ada padamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar